Pada tanggal 26 Desember hingga 30 Desember 2012 saya dan teman-teman mengikuti acara PDT ( Pengembaraan Desember Tradisional). Saat itu kami senang-senang. Pada hari Rabu tanggal 26 Desember, di saat pagi hari pukul 06.00 kami semua berkumpul di sekolah untuk “packing” agar saat mengikuti pengembaraan tidak ada kekurangan apa pun. Pukul 07.15 kami berangkat untuk mendaftar ulang ke sekolah di dekat Museum Sasana Wiratama, kami berangkat ke sana menggunakan bus. Setelah sampai di sekolah untuk mendaftar kami berjalan kaki ke tempat Museum Sasana Wiratama. Di sana banyak teman-teman dari sekolah lain dan sudah banyak sekali yang berbaris untuk mengikuti upacara pembukaan atau upacara pemberangkatan. Kami teman-teman satu ambalan cepat-cepat untuk menepati barisan agar segera mengikuti upacara pemberangkatan. Beruntung saat itu masih gladi bersih, jadi setelah lima menit kemudian kami sampai di lapangan Museum Sasana Wiratama barulah di mulai upacara pembukaan ataupun upacara pemberangkatan.


    Tepat pukul 08.30 kami selesai upacara dan mulailah kami mengangkat tas kami masing-masing ke bahu kita. Kami mulai berjalan dari Museum Sasana Wiratam sampai daerah Minggir. Di perjalanan kami senang-senang, dan selalu bernyanyi di saat perjalanan. Kami selalu bersama-sama di saat suka maupun duka. Setelah setengah jam perjalanan barulah kami berganti pakaian dari seragam pramuka menjadi baju olahraga. Saat itu saya, teman dan kakak kelas berganti di Masjid. Namun saat itu kamar mandi masjid itu tertutup dan sepertinya sedang di pakai. Setelah itu orang memakainya akhirnya keluar dan kami pun segera masuk untuk segera ganti. Karena menunggu kamar mandi itu, pada akhirnya kami pun menjadi tertinggal lama oleh teman-teman dari sekolah lain.
    Selesai kami semua berganti pakaian, kami pun segera mengejarnya dan cepat-cepat untuk menuju ke pos satu. Saat itu kami bernyanyi-nyanyi ria. Bila kami di perjalanan menyanyi, beban yang kami pikul itu seperti tidak ada rasanya. Namun di saat kami berhenti menyanyi dan cuaca yang sangatlah panas, itu membuat kami lesuh dan rasa capek yang amat sangat terasa sekali. Di satu ambalan ini, dari Man I Yogyakarta mengirimkan 21 orang. Itu semua dari kelas sepuluh dan sebelas. Di dalam 21 itu di bagi menjadi tiga regu atau kelompok. Dua regu pria dan satu regu perempuan. Saat itu satu regu pria berjumlah delapan, regu satunya lagi berjumlah enam. Kemudian regu yang putri berjumalah tujuh. Regu tempat perempuan di namakan Perintis Ratnaningsih yang dipimpin oleh kak Vina yang amat “strong” itu. Di saat perjalanan sesampai pos satu, tiba-tiba kaki saya kram dan nafas saya sulit sekali di atur. Saat itu kaki saya kemudian di pijat dan di ikat dengan kain mori. Saat itu rasanya saya seperti asma, karena saat bernafas bunyinya “ngiik..ngiik..” itu tanda asma, kata dokter saat dulu saya pernah periksa. Itu baru sekali saya rasakan, karena sebelum-sebelumnya tidak pernah sesak nafas saya kambuh sampai seperti itu.
    Akhirnya saya di obatin oleh kakak kelas. Saat itu pun juga ada sangker dari bakti husada yang menanyakan, namun kami pun menjawab tidak apa-apa dan bisa mengobatinya sendiri. Karena bila di obati dari sangker, kami akan mendapatkan poin. Saat sampai pos satu itu waktu dzuhur, kami pun segera sholat. Namun saat itu kami makan terlebih dahulu. Asiknya saat itu ada ibu-ibu yang memberikan kami semua yang anak-anak PDT itu di beri browniss. Jadi setelah kami selesai makan nasi, kami lalu melanjutkan makan browniss. Setelah itu kami pun segera untuk melanjutkan sholat dan kembali lapor ke penjaga pos untuk melanjutkan perjalanan. Semua selasai kami melanjutkan perjalan berhenti di pos dua dan melanjutkan kembali sampai “basecamp” yang ada di daerah Minggir.
    Sesampai di “basecamp” daerah Minggir kami segera mendirikan bivak atau tenda kami. Kami sampai sekitar jam delapan. Setelah selesai mendirikan bivak kami segera makan, namun karena waktu yang tidak memungkinkan kami makan malamnya di belikan atau di bawakan oleh purna kami. Itu pun kami juga diam-diam takutnya ketauan oleh sangker.
    Pagi haripun tiba, suara ayam “berkokok”. Kami jam empat pun sudah bangun dan segera mencari kamar mandi di rumah penduduk. Akhirnya saya dan dua teman saya yang bernama Puput dan Diah serta kak Hikmah segera untuk mandi. Kami pun mandi bergantian karena hanya dua kamar mandi. Selesai mandi kami kembali ke “basecamp” untuk segera bergantian dengan yang lainnya. Selesai semua akhirnya kami pun kembali untuk berangkat dan kembali jalan. Hingga tanggal 30 Desember akhirnya kami sampai di Jogja kembali, kumpul di SMK Negeri 6. Karena sekolah itu dekat dengan Balai Kota. Setelah beristirahat di sekolahan kami menuju ke Balai Kota untuk upacara penutupan dan pemberitahuan pemenang lomba-lomba saat pengembaraan. Dan selesai…

Leave a Reply